Sebelum Semua Pucat Pasi

oleh Vandy Rizaldi

44 halaman, 14,8 x 21 cm, cetak digital warna | Indonesia & Inggris | SOKONG! | 2023

Rp150.000 – Pesan

Selama beberapa tahun terakhir, Kesultanan Yogyakarta yang juga merupakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sedang sibuk dengan proyek revitalisasi. Proyek ini bertujuan mengembalikan nilai-nilai historis daerah sumbu filosofis. Dari berbagai bangunan bersejarah yang direvitalisasi, salah satunya adalah pembangunan kembali benteng yang mengitari kawasan Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa daerah pemukiman warga yang akan dan telah tergantikan oleh bangunan benteng tersebut.

Zine yang disertai karya suara ini merupakan sebuah ajakan untuk melakukan perjalanan secara virtual, menyusuri daerah pemukiman yang terdampak oleh proyek revitalisasi. Sekejap pandangan atas jejak-jejak tanda kehidupan. Menilik bagaimana pemanfaatan ruang secara alamiah tercipta karena interaksi warga yang beragam. Upaya menyusun lapisan ruang hingga reruntuhan mendorong pengalaman spasial yang tak terduga. Sebuah perayaan untuk momen yang segera sirna. Pesta yang hening atas kekalahan. Sebelum warna-warna yang terbuka tergantikan oleh kuasa tunggal. Sebelum semua pucat pasi. 

 

Vandy Rizaldi merupakan anggota Ruang MES 56, kolektif seniman yang berbasis di Yogyakarta. Selain itu, Vandy terlibat dalam gerakan ekosistem seni anak muda Yayasan Tonjo Foundation, seni dan olahraga Gymnastik Emporium, dan Isolasido social sound project.

Vandy senang bekerja di lingkungan yang beragam, ia percaya bahwa keberagaman sangat penting untuk memupuk kerja yang inklusif dan terbuka. Keseharian, kemurahan hati masyarakat, dan humor ia anggap sebagai kekuatan pendorong di balik inspirasinya.

*Zine ini meraih Best Photo Book Dummy di Jakarta International Photography Festival (JIPFest) 2023

**Ulasan: Jurnal 56

*** Interview: ephemere.