Catatan Pertemuan For Your Poetry

Dari Indeks Penghabisan Manusia (FYP: For Your Poetry) oleh Rachmat Hidayat Mustamin & Radi Raditya

Ketika Rachmat berbicara kepada saya tentang ide bukunya, sejujurnya saya tidak tahu apa yang saya harapkan.

Tapi saya melihat kesempatan ini untuk terhubung kembali dengan identitas saya sebagai orang Indonesia. Saya dibesarkan di Indonesia sebelum pindah ke Toronto, Kanada pada tahun 2013. Kenangan saya di Indonesia semua berasal dari masa kecil saya. Sejak saya dibesarkan di Bekasi, sebuah kota pinggiran dekat Jakarta, saya tumbuh di lingkungan di mana beberapa orang Indonesia mungkin melihat mereka sebagai “alay” (fenomena budaya pop Indonesia). Ini adalah stereotip yang menggambarkan sesuatu yang ‘norak’ atau ‘cheesy’ (kampungan). Fenomena budaya alay mencakup beragam gaya dalam musik, pakaian, dan pesan. Tetapi melihat sekarang, itu penuh dengan karakter, kreativitas, dan budaya yang siap untuk dilepaskan. Nah, Anda harus mulai dari suatu tempat, bukan? :p

Menurut saya, bagian terbesar dari menjadi “alay” adalah membawa sesuatu yang kamu lihat (entah itu budaya, musik, atau mode) dan membawanya menjadi identitas diri. Mungkin beberapa orang melihatnya salah tempat atau tidak orisinal, tapi bagi saya, itu adalah bagian besar dari kreativitas dan menerjemahkan budaya. Dalam naskah Indeks Penghabisan Manusia (FYP: For Your Poetry), saya merasakan dilema tentang identitas. Di mana kata-kata tampaknya salah tempat tetapi dalam gambaran yang lebih besar menceritakan sebuah kisah dalam cerminan identitas Indonesia dari perspektif global. Terutama sejak saya pindah dari Indonesia ketika saya berusia 18 tahun. Saya merasakan beberapa keterputusan antara memori masa lalu, harapan masa lalu tentang Indonesia, dan pengalaman saya sekarang sebagai orang Indonesia-Kanada. 

Saya beruntung bisa melihat identitas Indonesia dari perspektif luar dan pengalaman saya saat ini tinggal di Toronto. Ini adalah pengalaman pahit-manis kehidupan dari kerinduan akan rumah, tetapi juga dualitas identitas saya sebagai orang Indonesia-Kanada dan menjadi diri saya yang sekarang. Melalui refleksi ini, saya ingin mengilustrasikan dan mendekonstruksi pengalaman dan apa yang disebut dilema ini melalui desain buku ini. Unsur-unsur nostalgia yang saya ambil dari masa kecil saya dan juga selera desain yang sebagian besar terinspirasi oleh desain Barat, saya bawa ke dalam buku ini. 

Menariknya, buku ini adalah karya kolaborasi antara Rachmat Hidayat Mustamin di Makassar, SOKONG! di Yogyakarta, dan saya di Toronto, tetapi lebih dari itu, ini adalah pengalaman kolaboratif antara teman lama, teman baru, dan juga penggabungan orang-orang kreatif–apa yang mereka lakukan terbaik–bersama. 

Informasi tentang buku Indeks Penghabisan Manusia (FYP: For Your Poetry) bisa lihat di sini

Radi Raditya adalah desainer grafis asal Indonesia yang sekarang menetap di Toronto, Kanada. Radi mengeksplorasi narası kolektif dan personal melalui, typografi, desain grafis, material dan publikasi eksperimental.